Selasa, 08 November 2016

Dusun Renah Kandis Kabupaten RL Bakal Miliki Madrasah Unggulan

Bengkulu (Informasi dan Humas) 8/10- Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 2 jam rombongan pejabat dilingkungan Kemenag Kabupaten Rejang Lebong sampai ke dusun Renah Kandis desa Derati Kota Padang 07 Oktober 2014 sekitar jam 13.00 wib, dalam acara peresmian Masjid Al-Muhajirin dan pemotongan hewan kurban di daerah yang selama ini belum punya tempat ibadah dan sekolah , karena jarak tempuhnya dari desa Drati Kota Padang agak jauh lebih kurang 7 Km . 
Dalam acara ini dihadir Danramil setempat,Ka. Desa Drati Supiyadi , Kepala Kemenag Rejang Lebong Drs.H.M.CH. Naseh,M.Ed, Kasubag TU Drs .Suhardi Hirol,M.Pd, Para Kasi, Kepala Sekolah dan Kepala KUA se Kab. Rejang Lebong .
Dalam sambutanya Ka. Desa Drati Supiyadi menyampaikan, bahwa dusun Renah Kandis, Rencananya memang akan dimekarkan menjadi desa , sehubungan belum mencukupi jumlah warganya maka belum bisa kita mekarkan. Kehadiran Sekolah Filial MIN Drati yang telah mempunyai siswa 27 orang dan telah memiliki masjid bisa menjadi cikal bakal sekolah agama/ Madrasah unggulan di masa yang akan datang . 
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kemenag Rejang Lebong Drs.H.M.CH. Naseh,M.Ed, bahwa masjid dan sekolah madrasah ini adalah sarana belajar untuk menjadikan generasi penerus yang mempunyai kualitas karena di tangan anak-anak inilah yang akan meneruskan pembangunan bangsa di masa yang akan datang , terutama di bidang keagamaan.
Keberadaan masjid Al Muhajirin ini dapat dipergunakan sebagai tempat beribadah shalat lima waktu sehari semalam, dapat dipergunakan sebagai tempat belajar bagi anak-anak , remaja maupun orang tua seperti membaca, iqra, Al-Qur`an, Fiqh, Sejarah Islam maupun pelajaran tafsir. Ini diupayakan guna menciptakan generasi muda yang mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang Islami, taat terhadap agama , orang tua dan berguna bagi bagi nusa dan bangsa . 
Pembangunan MIN filial Drati dan masjid adalah Ide dari Ka.Kemenag Rejang lebong Drs.H.M.CH. Naseh,M.Ed,. Ini berangkat dari rasa kepedulian yang tinggi melihat saudara se iman yang belum mempunyai sarana untuk beribadah dan sekolah. Dengan gerakan bersama mengumpulkan sumbangan dari seluruh pejabat Struktural maupun fungsional dan Kepala Sekolah serta Baznas Rejang Lebong telah disalurkan untuk pembangunan Masjid Al Muhajirin dan Madrasah sebagai cikal bakal Sekolah Madrasah Negeri di masa yang akan datang.

Dikutip dari: Rabu, 8 Oktober 2014, 10:41 – Pendidikan https://bengkulu2.kemenag.go.id

Senin, 07 November 2016

Truk Masuk Sungai Ternyata Hasil Curian



Meskipun sudah dilakukan penyelaman hingga tiga kali, namun upaya evakuasi truk yang masuk ke dalam Sungai Napal Lung yang berada di perbatasan Desa Guru Agung dengan Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding kemarin belum membuahkan hasil. Pasalnya truk terjepit antara bebatuan di dasar sungai sehingga membutuhkan alat berat khusus untuk mengangkatnya.

Namun demikian, Tim SAR dari Bengkulu bersama jajaran Polsek Padang Ulak Tanding dan Koramil Padang Ulak Tanding berhasil menemukan satu buah dompet berisi STNK dan SIM di dalam dashboard mobil serta satu buah bantal. STNK dengan nopol BG 8432 W atas nama Hasna Dewi alamat Dusun Margo Mulyo RT 2/1 Kelurahan Dempo Makmur Kecamatan Pagar Alam Utara. Sedangkan SIM atas nama Yatin Harianto alamat Kelurahan Talang Jawa Selatan 5/4 Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat, Sumsel. 

Kapolres Rejang Lebong AKBP Napitupulu Yogi Yusuf, SH, SIK melalui Kapolsek Padang Ulak Tanding Iptu Djarkoni mengatakan berdasarkan STNK dan SIM yang ditemukan, pihaknya melakukan kordinasi dengan Polres Kota Pagar Alam. Dan terungkap jika truk warna hijau itu ternyata mobil yang hilang dicuri sejak Jum'at (28/10) sekira pukul 01.30 WIB. Mobil hilang saat diparkirkan di depan rumah korban. "Besok, (Hari ini, red) pihak Polres Kota Pagar Alam datang ke lokasi guna mengecek langsung," imbuh Djarkoni.

Lebih jauh Kapolsek mengungkapkan, Tim SAR juga melakukan upaya penyelaman di sekitar lokasi truk untuk mencari kemungkinan adanya korban yang ikut tenggelam. Namun meskipun sudah dilakukan pencarian hingga ke dasar sungai, tetap tidak ditemukan. "Tampaknya pengemudi berhasil melompat keluar sebelum mobil masuk ke sungai," ungkap Djarkoni.

Sementara itu, dari pantauan RPP di lokasi, proses evakuasi kemarin tetap menarik perhatian warga sekitar. Di tepi sungai masih terlihat kerumunan warga yang penasaran ingin melihat langsung proses evakuasi. Bahkan Danramil PUT, Kapten Inf. Untung Pribadi dan Camat Padang Ulak Tading, Rosita M, SH juga terlihat turun langsung ke lokasi guna menyaksikan proses evakuasi. 

Kepala Regu Tim SAR dari Bengkulu, Artoni saat dikonfirmasi di sela - sela proses evakuasi mengatakan untuk membantu proses evakuasi ini, pihaknya menurunkan 5 orang personel, tiga diantaranya penyelam, lengkap dengan peralatan menyelam.

Ia menerangkan, penyelaman dilakukan tiga kali. Pada penyelaman pertama  posisi mobil berhasil ditemukan dan setelah diperiksa ditemukan dompet berisi SIM dan STNK. 

Upaya penyelaman menjadi terhambat karena air keruh sehingga penglihatan tim di dalam air tidak jelas. Karena itu dilakukan penyelaman kedua dengan mengunakan alat penerang khusus dalam air. "Pada penyelaman kedua semua sudut sudah kita susuri namun korban tetap tidak ditemukan. Begitu juga dengan pencarian ketiga,” ungkapnya. 

Sementara itu Danramil PUT, Kapten Inf Untung Pribadi mengatakan pihaknya tetap akan memantau lokasi meskipun hasil pencarian tidak ditemukan adanya korban. “Kita akan tetap pantau siapa tahu ada korban yang muncul di permukaan air,” ujarnya.

Terkenal Angker
Disisi lain, Kapolsek PUT, Iptu Djarkoni mengungkapkan lokasi nyemplungnya mobil selama ini memang dikenal angker. Di lubuk Napal Lung tersebut setidaknya sudah lima kali terjadi kecelakaan yang sopir maupun penumpangnya tewas tenggelam termasuk satu unit eksavator. "Sebelum dump truk ini, di tempat yang sama mobil organ juga nyemplung. Biduan dan tukang suling tewas tenggelam, memang lubuk sungai Napal Lung kerap menelan korban jiwa," singkat Djarkoni. 

Kursus Komputer


Kini telah hadir Pusat Kursus dan Pelatihan Komputer di Desa Derati Kecamatan Kotapadang Kab. Rejang Lebong. Lembaga kursus tersebut dipimpin oleh Bapak Sirad Huda, S.Pd. Adapun kegiatan kursus dibuka pada siang hari hingga sore hari, tepatnya setelah pulang sekolah. Dengan demikian, bagi anda yang masih berstatus pelajar di salah satu sekolah, kegiatan kursus tidak akan menggangu kegiatan jam sekolah.

Pak, gimana dengan biaya nya?
Oo..kalo masalah biaya sih, insya Allah terjangkau kok. Sistem pembayaran terbagi menjadi 2, pertama, jika langsung LUNAS maka cukup bayar Rp.400.000,- saja, tapi tenang kok kawan..! Kalo kalian merasa kesulitan untuk bayar cash, biasa ambil pilihan kedua kok, yaitu dengan Biaya Rp.450.000,- bisa dicicil sebanyak 3 kali, (Rp.150.000,- dibayar saat mendaftar kursus, Rp.150.000,- lagi saat pertengahan kegiatan materi kursus, dan Rp.150.000,- nya lagi saat sudah selesai semua materi dan siap-siap menerima sertifikat kelulusan, gimana..??? Mantap kan..!!

Ini contoh sertifikat kursus nya:

Truk Nyemplung ke Sungai



Warga Desa Guru Agung dan Desa Karang Baru Kecamatan Padang Ulak Tanding kemarin mendadak heboh. Pasalnya, ada satu unit dump truck warna hijau nyemplung ke Sungai Napal Lung yang berada di perbatasan kedua desa tersebut. Peristiwa terjadi Minggu (30/10) sekira pukul 11.04 WIB.

Kapolres Rejang Lebong AKBP Napitupulu Yogi Yusuf, SH, SIK melalui Kasat Lantas AKP Dista Nali Putra, SIK didampingi Kapolsek Padang Ulak Tanding Iptu Djarkoni membenarkan kejadian ini. Menurut dia, truk terendam hingga ke dasar sungai sedalam 15 meter. Karena terkendala alat maka evakuasi bisa belum dilakukan. “Kita masih menunggu mobil evakuasi dari BPBD Provinsi Bengkulu. Saat ini sedang dalam perjalanan dari Bengkulu,” ucapnya.

Lebih jauh Kapolsek mengungkapkan, diduga truk saat terendam sedang membawa muatan berat. Ini terlihat dari masih adanya penutup terpal di bak truk setelah ada anggota menyelam langsung di lokasi. Namun pihaknya belum bisa memastikan muatan apa yang dibawa dan berapa nopolnya. Sebab truk berada di dasar sungai dan anggota kesulitan untuk menyelam lebih dalam karena air sungai keruh akibat bercampur solar.  

Sementara itu, kabar nyemplungnya truk ke dalam sungai langsung menarik perhatian warga sekitar. Puluhan warga berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk melihat langsung kondisi truk yang terendam. 

Kejadian ini juga mengundang perhatian para pengguna jalan. Baik pengendara mobil maupun motor berhenti di sisi sungai untuk melihat kejadian. Akibatnya sempat terjadi kemacetan akses lalulintas dari PUT menuju Kecamatan Kota Padang. 

Salah seorang anggota Babinsa Koramil PUT di Desa Guru Agung, Sukirman mengungkapkan kejadian ini pertama kali diketahui oleh rombongan pemburu Babi Minggu (30/10) sekitar pukul 11.04 WIB. Saat itu rombongan melihat ada terpal di sungai dan melihat banyak tumpahan solar di permukaan air. 

BBPP Durian Mas Terbengkalai


Sebanyak 3 unit bangunan milik Balai Benih Pertanian dan Palawija (BBPP) Rejang Lebong di Desa Durian Mas Kecamatan Kota Padang, mengalami kerusakan berat. Ketiga bangunan itu adalah, 2 unit gudang penyimpanan dan 1 unit penggilingan padi. Selain itu, di sini juga terdapat 1 unit mesin penggilingan padi milik BBPP yang sampai saat ini tidak difungsikan, alias terbengkalai.

Dengan rusaknya bangunan dan mesin penggilingan padi tersebut, maka BBPP tidak lagi melayani masyarakat yang hendak menggiling padi mereka. Padahal saat ini, hampir seluruh petani padi sawah di wilayah tersebut sedang turun panen. 
"Tiga unit bangunan ini sudah lama sekali rusaknya, sedangkan mesin penggilingan padi itu memang sudah tidak berfungsi sama sekali," kata Cin, petugas penjaga BBPP Durian Mas.

Dia mengaku tidak mengetahui persis siapa pegawai yang ditempatkan pemerintah daerah di BBPP tersebut. "Sudah 2 tahun ini kami tidak melihat ada pegawai yang datang ke BBPP ini," ujarnya, seraya mengatakan jika dirinya juga tidak tahu harus menyampaikan persoalan tersebut kepada siapa.

Di tempat yang sama, Asdianto, warga setempat mengaku sangat menyayangkan fasilitas pemerintah daerah yang tidak dirawat dan dimanfaatkan. "Setahu saya, dulu memang pernah ada aktivitas di BBPP ini, tapi sekarang memang sudah lama tak ada lagi," ujarnya.

Sementara petugas BBPP Durian Mas, Suhadi Ampd yang disambangi di kediamannya di Kelurahan Kota Padang, membenarkan jika kondisi bangunan BBPP Durian Mas sudah rusak dan tak terawat. "Selama ini bukan saya yang bertugas di sana. Tapi persoalan ini sudah kami sampaikan ke Dinas Pertanian Rejang Lebong. Informasinya akan dilakukan perbaikan tahun depan," pungkasnya. 

Sumber: RPP, Senin 7 November 2016Monday 7, Nov 2016

Sabtu, 05 November 2016

SEJARAH SUKU LEMBAK

Suku bangsa Lembak berdiam di Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Utara, di Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong, di Kecamatan Curup Kabupaten Bengkulu Tengah dan di Kecamatan Gading Cempaka  Kotamadya Bengkulu. Jumlah populasinya sekitar 100.000 jiwa dan mungkin lebih.

Kata Lembak ada beberapa arti. Ada yang mengartikan "lembah", dan juga "lebak", yaitu daratan sepanjang aliran sungai, dan ada pula yang mengartikan "belakang". Masyarakat ini sendiri memang berdiam di daerah pedalaman provinsi Bengkulu, di pegunungan Bukit Barisan yang menjadi perbatasan dengan provinsi Sumatera Selatan, dari mana bersumber air sungai Musi dan anak-anaknya.

Bahasa Suku Lembak

orang Lembak menyebut bahasa mereka bahasa Bulang yang masih termasuk rumpun bahasa Melayu. Ciri yang menonjol dari bahasa Bulang ini adalah pemakaian vokal "e" untuk menggantikan vokal "a" di belakang sebuah kata. Misalnya apa diucapkan "ape", ke mana diucapkan "kemane", siapa menjadi "siape" dan seterusnya. Pada zaman dulu mereka menggunakan surat ulu.

Mata Pencaharian Suku Lembak

Mata pencaharian utama mereka adalah bertanam padi di sawah, serta sayur-sayuran dan buah-buahan di ladang. Tanahnya yang subur cocok pula dijadikan kebun kopi, cengkeh dan lada. Sebagian lain bekerja sebagai pedagang, tukang kayu dan sebagainya. Pekerjaan bertani umumnya masih dikerjakan secara gotong-royong dan bermusim.

Masyarakat Suku Lembak

Pola perkampungan mereka mengelompok padat di kiri kanan jalan besar atau sungai. Pemukiman seperti itu mereka sebut dusun. Rumah-rumah mereka berdiri di atas tiang-tiang panjang dan pekarangannya tanpa pagar pembatas. Kolong rumah digunakan sebagai tempat menyimpan kayu bakar. Setiap desa dikepalai oleh seorang Kepala Desa. Dalam pekerjaannya Kepala Desa dibantu oleh dua atau tiga orang kepala dusun (kadus), yaitu pejabat yang membawahi dusun yang tergabung ke dalam satu Pemerintahan Desa. Kepemimpinan kaum ulama cukup disegani dalam masyarakat ini.

Kekerabatan Suku Lembak

Bentuk hubungan kekerabatan masyarakat Lembak pada zaman dulu adalah keluarga luas bilateral, tapi dengan adat menetap sesudah kawin yang neolokal. Adat menetap sesudah kawin yang uksorilokal juga ditemukan karena perjanjian adat kawin dimana suami tinggal di rumah pihak isterinya.

Lagu: Lidah Col Betulang

LIDAH COL BETULANG

Due taun kite bekule
Saat akak ngucap ke jenji
Tapi mbai musim la betukar
Akak lahai ninggali aku

Memang lidah col ba tulang
Ngucap jenji col bebukti
Ibarat ayo elam daun keladi
ditiup angen col bebekas

Due musim zaman la betukar
Mbai akak col ingat gi jenji
Due taun aku menunggu
Memang lidah col la ba tulang

Memang lidah col ba tulang
Ngucap jenji col bebukti
Ibarat ayo elam daun keladi
ditiup angen col bebekas

Due musim zaman la betukar
Ngape akak col ingat gi jenji
Due taun aku menunggu
Memang lidah col la ba tulang

Memang lidah...
col la ba tu...lang...